Jurnal Skejomega, Kedungrejo — 15 Juni 2025, Beberapa bulan yang lalu, pada Minggu sore tepatnya 9 Februari 2025, SDN Kedungrejo kehilangan lima pohon beringin yang selama ini menjadi ikon dan bagian penting dari kehidupan sekolah. Angin kencang yang menyapu wilayah Megaluh menyebabkan pohon-pohon besar itu tumbang, menyisakan kesedihan yang mendalam di hati seluruh warga sekolah
Selama bertahun-tahun, pohon beringin bukan hanya menjadi peneduh halaman sekolah, tetapi juga menjadi saksi bisu berbagai aktivitas bermakna. Di bawah naungannya, siswa dan guru melangsungkan kegiatan seperti pentas seni, mendongeng, belajar bersama, bermain voli, latihan baris-berbaris (PBB), menyanyi, hingga momen perpisahan siswa kelas 6. Beringin telah menjadi bagian dari cerita dan perjalanan panjang SDN Kedungrejo.
“Kami sangat kehilangan. Pohon-pohon beringin itu seperti bagian dari jiwa sekolah ini. Pohon-pohon itu menyimpan banyak cerita dan kenangan anak-anak yang tak akan tergantikan,”— Santi Ulfayatie, S.Pd.SD, Kepala SDN Kedungrejo
Dok. para guru berpose bersama di depan pohon beringin yang tumbang (Red)
Namun dari duka, tumbuh harapan baru. Kini, di titik-titik yang dulu berdiri kokoh pohon beringin, telah ditanam empat pohon pulai. Pulai bukan sekadar pengganti. Dalam filosofi Jawa, pohon ini melambangkan keteguhan, ketenangan, dan pemulihan. Diharapkan, pulai dapat tumbuh menjadi penjaga baru halaman sekolah, memberikan keteduhan dan kekuatan bagi generasi yang akan datang.
“Kami tanam pohon pulai sebagai simbol harapan. Semoga kelak bisa tumbuh kuat dan memberikan keteduhan baru, seperti beringin dulu,”lanjut Bu Santi dengan penuh harap.
Pohon boleh tumbang, tapi kenangan akan tetap berdiri kokoh dalam ingatan dan hati seluruh keluarga besar SDN Kedungrejo. Bersama pulai, kita menata ulang cerita dan menumbuhkan semangat baru untuk masa depan.(Red/DNG)
2 Komentar
banyak kenangan dengan pohon ini.
BalasHapusbanyak kenangan dengan pohon ini, banyak kegiatan yang dilakukan dibawah pohon
BalasHapus